Sustainable Coastal Tourism


Perencanaan pariwisata pada kawasan pesisir merupakan salah satu pendekatan sektoral dalam melakukan perencanaan. Tema besar yang di terapkan adalah “Sustainable Coastal Tourism”, yang merupakanbentuk kegiatan pariwisata yang dapat memenuhi kebutuhanan wisatawan maupun daerah tujuan wisata pada masa kini sekaligus melindungi dan mendorong kegiatan serupa di masa yang akan datang. Dari tema tersebut dapat lebih terfokus terhadap “Integrated Tourism Management Based Local Economic Potential” dimana memiliki dasar pengembangan yaitu pada perpaduan antara pengembangan potensi ekonomi lokal melaui kegiatan pariwisata yang berkelanjutan, shingga potensi ekonomi lokal ini dapat meningkatkan nilai pembangunan terhadap wilayah – wilayah yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui jegiatan pariwisata yang berkelanjutan.
Potensi atau sumber daya sangat penting kaitannya dengan perencanaan suatu wilayah. Berdasarkan kegiatan perencanaan yang akan dikembangkan yaitu di wilayah pesisir, potensi utama yang dimiliki berupa tambak ikan, udang, maupun garam serta hasil laut tangkapan nelayan berupa ikan teri, bandeng dan rajungan. Selain dari hasil tambak dan laut, wilayah daratan pesisir dapat dimanfaatkan sebagai arena wisata kuliner dan penjualan hasil tangkapan atau panen tambak.
Konsep desain perancangan Betahwalang Wetlands Education Center merupakan pengembangan potensi ekonomi lokal yang diintegrasikan dengan pariwisata. Selain menggunakan isu tentang Sustainable Coastal Tourism, juga menggunakan isu tentang Environment Friendly Development atau Pembangunan Ramah Lingkungan. Sebagai penunjang atraksi wisata melalui wisata edukasi di Kabupaten Demak dan pemicu pengembangan pertumbuhan ekonomi lokal melalui pengembangan potensi-potensi lokal yang ada di Desa Betahwalang. Konsep penataan masa pada Betahwalang Wetland Education Center berdasarkan skenario yang diterjemahkan dalam pola sirkulasi pengunjung. Selain itu dibuat atraksi wisata edukasi yang mengajak pengunjung dari semua tingkat pendidikan, untuk terjun langsung atau melihat kondisi secara nyata lokasi tambak maupun tempat penangkapan rajungan di laut. Betahwalang Wetland Education Center mempunyai target 250 pengunjung pada setiap harinya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan untuk sektor-sektor yang terkait dengan kegiatan wisata edukasi ini.
Meskipun kawasan pesisir di Desa Betahwalang, Kecamatan Bonang memiliki permasalahan yang cukup kompleks, yaitu berupa abrasi air laut yang semakin parah tiap tahunnya. Walaupun sebenarnya terdapat potensi yang cukup besar seperti terdapatnya area lahan tambak udang dan bandeng yang dapat dimanfaatkan sebagai wisata, misal pemancingan atau penangkapan sendiri oleh wisatawan. Hutan mangrove dapat dimanfaatkan sebagai wisata alam dan potensi lain di bidang perikanan yaitu pada hasil laut yang apabila direncanakan dan dikelola dengan baik dapat memberikan manfaat bagi perekonomian masyarakat serta dapat menjaga kelestarian lingkungan, dengan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan dan peningkatan potensi ekonomi lokal di desa ini. 
Kabupaten Demak merupakan salah satu wilayah pesisir yang terkena dampak banjir pasang surut atau yang dikenal dengan banjir rob. Sejak tahun 1997 sampai sekarang, frekuensi kejadian banjir rob semakin meningkat dan cenderung semakin meluas (suaramerdeka.com, Mei 2011). Selain adanya banjir rob, wilayah pesisir Kabupaten Demak juga mengalami abrasi serta akresi seperti yang terjadi di pantai yang salah satunya terjadi di Desa Betahwalang, Kecamatan Bonang. Kasus abrasi dan akresi ini merupakan salah satu akibat terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim yang sedang berlangsung. Dampak yang paling berpengaruh adalah terhadap hasil tangkapan nelayan yang berpengaruh pada penurunan yang tidak terlalu signifikan pada perekonomian dan keadaan sosial di Desa Betahwalang.
Guna meningkatkan dan menambah nilai potensi ekonomi lokal tersebut, baik secara kualitas dan kuantitas digunakan konsep wisata buatan. Wisata buatan itu sendiri merupakan hasil cipta masyarakat setempat dalam menyediakan suatu objek wisata yang tetap memiliki tujuan-tujuan pariwisata, yakni something to do, something to see dan something to buy (Pendit, 1999). Dengan tema “Integrated Tourism Management Based on Local Economic Development” dimana konsep ini memiliki inti pada integrasi peran dari semua pihak, baik pemerintah, investor dan masyarakat lokal dalam upaya pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata buatan; serta antar komponen pariwisata, yakni atraksi (attraction), aksesibilitas (accessibility), fasilitas dan servis (ammenities), serta kelembagaan, informasi, dan promosi (ancillary). Sehingga bentuk integrasi antara potensi ekonomi lokal di wilayah Pesisir dengan pariwisata yaitu dalam bentuk wisata edukasi. Pada wisata edukasi diharapkan dapat terjadi kesbenrlanjutan pariwisata persisir (Sustainable Coastal Tourism) di Kabupaten Demak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar